Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pekerjaan Rumah
Gambar diambil dari https://www.gambarkartun.pro/2011/04/58-gambar-kartun-anak-menyapu-halaman.html

Pekerjaan Rumah

Tantangan Hari Ke-57, #TantanganGurusiana

 .

Setiap pagi, Bima selalu berangkat ke sekolah dengan wajah cemberut. Karena ibunya terlambat memasak bekalnya, Bima selalu terlambat datang ke sekolah. Bima selalu bangun saat ibunya sedang memasak. Sambil menggendong adik bayi, ibu Bima menata bekal untuk Bima. Sementara, setelah bangun tidur, Bima langsung mandi, sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Pagi ini pun seperti itu.

“Bu, masaknya siangan lagi, ya? Bima akan terlambat lagi,” kata Bima kepada ibunya.

“Bima, pekerjaan Ibu setiap pagi sangat banyak. Belum lagi jika adik sudah bangun saat pagi. Coba mulai besok kamu bangun lebih pagi, tata sendiri bekalmu agar tidak sampai terlambat ke sekolah,” kata ibu.

Bima mengangguk. Keesokan paginya, Bima bangun lebih awal. Setelah salat subuh, ia segera menata bukunya, lalu pergi ke dapur untuk sarapan dan menata sendiri bekalnya. Sejak saat itu, Bima jarang terlambat datang ke sekolah.

Namun, suatu hari, ibunya kesiangan memasak. Adiknya mengompol sehingga ibu harus mencuci seprei dan selimut di pagi hari. Belum lagi menyapu bagian dalam dan halaman rumah yang sangat kotor karena daun pohon mangga yang berguguran. Akhirnya, Bima terlambat lagi.

“Pagi tadi, Bima terlambat lagi, Bu,” kata Bima kepada ibunya.

“Karena Bima sudah besar, bagaimana kalau Bima mulai belajar membantu ibu mengerjakan tugas di rumah? Selain agar tidak terlambat lagi ke sekolah, Bima bisa belajar menjadi anak yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Bukan hanya anak perempuan yang harus membantu orang tuanya di rumah. Anak laki-laki pun sama saja,” kata ibu.

Bima memandang ibunya. Bima sebenarnya kasihan melihat ibunya. Ayah Bima bekerja di luar pulau, beliau pulang setiap 3 bulan sekali. Di rumah hanya ada Bima, ibu, dan adik bayi. Tidak ada pembantu di rumah Bima. Ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian.

“Bantu Ibu, ya. Tidak harus semua pekerjaan. Misal, setiap pagi Bima yang menyapu halaman atau mencuci piring. Bima boleh memilih sendiri. Pasti itu sangat membantu pekerjaan ibu,” kata ibu lagi.

Bima mengangguk. Keesokan harinya, Bima bangun lebih pagi lagi. Mulai pagi itu, ia memutuskan untuk membantu ibu menyapu halaman depan rumah. Setiap pagi Bima bertanggung jawab atas kebersihan halaman depan rumahnya. Ternyata kalau sudah biasa, pekerjaan itu tidak membutuhkan banyak waktu. Hanya sekitar 10 menit, halamannya yang cukup luas itu sudah bersih dari daun-daun yang berguguran.

Semakin hari, Bima semakin terbiasa dengan pekerjaannya menyapu halaman. Suatu hari, selesai menyapu, Bima pergi ke dapur. Ibunya masih sibuk memasak sambil membuatkan susu untuk adik. Bima memutuskan untuk membantu menyapu bagian dalam rumah. Sejak hari itu, tugas Bima bertambah setiap pagi.

Ibu merasa sangat senang karena Bima membantu pekerjaannya. Bima tumbuh menjadi anak yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Ia tidak pernah lagi terlambat ke sekolah. Di hari libur, Bima tidak hanya menyapu bagian dalam dan halaman rumah, tetapi juga membantu ibu memasak di dapur.

“Bima yang menggoreng tempe saja ya, Bu,” kata Bima pada ibunya.

Ibunya memandang Bima dengan senyum bahagia dan rasa terima kasih. Suatu pagi, ibu bangun kesiangan karena adik bayi sedang demam. Semalaman ibu tidak tidur karena adik menangis rewel. Ibu terkaget melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.00. Segera ibu bangun dan pergi ke dapur. Ibu harus segera membuatkan Bima bekal agar Bima tidak terlambat pergi ke sekolah. Tiba di dapur, ibu terkejut.

Bima sudah berseragam lengkap dan sedang menata bekalnya. Ia sedang memasukkan roti selai yang dibuatnya ke dalam kotak bekalnya.

“Bima nggak tahu harus memasak apa, Bu. Karena di kulkas hanya ada roti dan selai, akhirnya Bima membuat roti selai,” kata Bima kepada ibunya.

Ibunya mengangguk.

“Bima sudah sarapan. Ini sarapan untuk ibu. Semoga adik segera sembuh supaya pulang sekolah nanti Bima bisa makan enak,” kata Bima sambil menunjuk roti selai buatannya di atas meja.

Ibunya mengantarkan sampai ke pintu depan saat Bima berangkat ke sekolah. Halaman rumah sudah bersih. Bima mencium tangan ibunya dan segera berangkat ke sekolah. Ibunya hanya bisa tersenyum melihat Bima yang sudah bisa mandiri. *** 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post