Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Peri Ungu Menghilang
Gambar diambil adri https://id.lovepik.com/image-610963485/cartoon-flower-fairy-dream-cartoon-material.html

Ketika Peri Ungu Menghilang

Tantangan Hari Ke-58, #TantanganGurusiana

.

Suatu hari, terjadi kehebohan di Negeri Pelangi. Peri Ungu, putri bungsu Raja Hitam, menghilang. Semua prajurit Negeri Pelangi sudah mencarinya ke mana-mana, namun Peri Ungu tetap tidak bisa ditemukan. Ratu Putih hanya bisa duduk lemas di kamarnya ketika mendengar berita itu. Ia sangat mengkhawatirkan anak bungsunya.

Pagi itu, Raja Hitam memberikan waktu bebas kepada ketujuh putrinya. Ketujuh putri boleh bermain-main di luar kastil untuk menghirup udara segar. Peri Ungu pergi bersama kakak tertuanya, Peri Merah, ke taman bunga. Peri Merah berencana untuk menyelesaikan lukisannya sambil melihat bunga-bunga yang indah. Peri Ungu bersikeras untuk ikut dengannya.

“Baiklah, kau boleh ikut Kakak. Tapi, kau tidak boleh mengganggu Kakak,” kata Peri Merah kepada Peri Ungu.

“Iya, aku janji, Kak. Aku ingin memetik bunga untuk kususun menjadi rangkaian bunga yang indah,” ucap Peri Ungu.

Karena sudah berjanji, akhirnya Peri Merah mengajak Peri Ungu bersamanya. Mereka terbang ke taman bunga yang belum pernah dikunjungi Peri Ungu sebelumnya.

“Whoaaaa… Indah sekali bunga-bunga di sini,” teriak Peri Ungu saat mereka berdua tiba di taman bunga.

Peri Merah segera mengeluarkan peralatan lukisnya dan mulai melukis. Sementara itu, Peri Ungu mulai berkeliling di sekitar kakaknya melihat-lihat bunga yang indah. Sesekali, diambilnya bunga yang sudah jatuh dari pohonnya.

“Kak, apakah ini termasuk wilayah Negeri Pelangi?” tanya Peri Ungu.

“Tentu saja. Ini tidak begitu jauh dari kastil kita. Hanya saja kau belum pernah kuajak ke sini, kan,” jawab Peri Merah.

“Kakak jahat sekali. Ah, aku ingin melihat-lihat bunga di sebelah sana ya, Kak?” pinta Peri Ungu.

“Jangan jauh-jauh dari Kakak. Kau belum pernah ke sini, nanti tersesat,” kata Peri Merah.

Peri Ungu mengangguk sambil kembali mengelilingi taman itu dengan bahagia. Ia berjalan menyusuri taman itu sambil mengambil bunga-bunga yang gugur dari pohonnya. Sebenarnya, ada beberapa bunga yang sangat indah. Namun sayang, bunga itu masih tumbuh dan mekar di pohonnya. Tentu saja Peri Ungu tidak mau memetiknya. Memetik bunga yang sedang mekar di pohonnya adalah perilaku tercela. Begitu yang diajarkan Ratu Putih kepadanya.

Peri Ungu kembali melanjutkan perjalanannya mengamati bunga-bunga yang indah. Ia tidak sadar bahwa ia sudah cukup jauh dari tempat kakaknya. Ia terlalu asyik mengambil bunga-bunga yang gugur. Lalu ia duduk di tengah-tengah tanaman berbunga sambil merangkai bunga yang ditemukannya. Cukup lama ia merangkai bunga yang ia temukan.

Hari sudah semakin siang. Cahaya matahari semakin panas di kulit Peri Merah. Lebih baik kuakhiri di sini, akan kulanjutkan lagi besok, katanya pada dirinya sendiri. Ia berencana pulang ke kastil. Dilihatnya ke kanan dan ke kiri, dipanggilnya adiknya.

“Ungu… Ungu… Ayo kita pulang,” teriak Peri Merah.

Namun gawat. Peri Ungu tidak menjawab panggilan kakaknya. Peri Merah gelisah karena tidak bisa menemukan adiknya. Ia sudah mengelilingi taman bunga, tetapi belum juga menemukan adiknya. Segera Peri Merah mengemasi peralatan lukisnya. Ia terbang terburu-buru pulang ke kastil.

Setibanya di kastil, Peri Merah melaporkan hilangnya Peri Ungu kepada Raja Hitam. Raja Hitam terkejut. Ia langsung memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk mencari Peri Ungu sampai ketemu.

“Ke mana kalian pergi? Bagaimana bisa si Ungu menghilang?” tanya sang raja kepada Peri Merah dengan cemas.

“Tadi kami pergi ke taman bunga di sebelah utara, Ayahanda. Ungu memang belum pernah kuajak ke sana. Ia berjanji untuk tidak pergi jauh-jauh dariku. Tapi aku terlalu fokus kepada lukisanku sehingga aku tidak meperhatikannya. Maafkan aku, Ayahanda,” kata Peri Merah sedih.

“Sudahlah, ini bukan salahmu. Semoga Ungu segera ditemukan sebelum hari semakin sore,” harap sang raja.

Namun, setelah beberapa lama mencari, para prajurit kembali ke kastil dengan tangan kosong. Mereka tidak berhasil menemukan Peri Ungu. Ratu semakin sedih. Raja hanya bisa menenangkan sang rau.

“Ke mana perginya anak bungsuku?” kata sang ratu sambil menangis.

Semua putri Negeri Pelangi sibuk menghibur ibunda ratu. Peri Merah, Peri Jingga, Peri Kuning, Peri Hijau, Peri Biru, dan Peri Nila duduk mengelilingi Ratu Putih. Mereka turut khawatir karena Peri Ungu tidak segera kembali.

“Ayahanda, izinkan aku kembali ke taman bunga. aku akan mencari lagi Ungu sampai ketemu,” kata Peri Merah.

“Jangan, anakku. Hari semakin malam. Penglihatan kalian semakin buram saat hari mulai gelap,” kata Raja bingung.

“Tapi, bagaimana jika Ungu tersesat, Ayahanda? Ia tidak akan bisa pulang…” kata Peri Merah lagi.

“Siapa bilang aku tidak bisa pulang sendiri,” tiba-tiba Peri Ungu masuk ke dalam kastil dan berkata dengan keras.

“Ungu Anakku…” teriak sang ratu sambil memeluk anak bungsunya.

“Maafkan aku, semuanya. Terutama, maafkan aku, Kak Merah,” kata Peri Ungu

“Ke mana saja kau?” tanya Peri Merah sambil marah.

“Aku terlalu senang melihat bunga. lalu, aku duduk merangkai bunga di tengah-tengah tanaman bunga. Tapi angin berembus sepoi-sepoidan membuatku tertidur. Saat aku bangun, aku sadar kalau Kakak sudah pulang,” jelas Peri Ungu.

“Syukurlah kau tidak apa-apa. Mengapa kau harus mencari semua bunga itu? Kita punya banyak bunga di dalam kastil!” kata Peri Merah.

“Bunga-bunga di taman itu sungguh indah. Aku hanya ingin merangkainya dan memberikannya kepada ibunda,” kata Peri Ungu sambil memberikan rangkaian bunga kepada Ratu Putih.

Ratu menerimanya dengan rasa bahagia. Untunglah Peri Ungu kembali ke kastil dalam keadaan selamat. Semua penghuni kastil bahagia melihatnya baik-baik saja.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap ceritanya bun.. putri saya suka..

06 Jul
Balas

Alhamdulillah.. senang sekali mendengarnya. Salam sukses, Bun.

07 Jul

Lebih baik di rumah saja, jangan kemana-mana. Pandemi ini belum usai. Hihihi :)

06 Jul
Balas

Hehehe

07 Jul



search

New Post